Thursday, August 18, 2016

MASALAH DAN SOLUS MEMPERBAIKI KULKAS ATAU LEMARI ES SEMUA MERK YANG PERLU KALIAN KETAHUI

BERIKUT INI ADALAH CARA MEMPERBAIKI KULKAS DENGAN TEPAT.

Saya sesungguhnya bukanlah spesialisasi lemari es,.Namun sering kali pelanggan tetap minta bantuan walau sudah saya jelaskan saya bukanlah ahlinya serta tidak didukung peralatan yang memadai. Bagi pelanggan yang tetap ngotot mnta bantuan, terpaksa saya saya bilang tidak bisa buru2 krmhnya dan  jika kerusakan terjadi pada kompresor atau kurang preon saya tidak bisa menanganinya, dan terpaksa minta bantuan teman yg memang spesialis kulkas dan didukung peralatan yg memadai. Biasanya saya melayani pekerjaan diluar bengkel hanya pada hari minggu/libur atau diluar jam buka bengkel saya. Alhamdulillah masih banyak pelanggan/konsumen yg setia menunggu kedatangan saya kerumahnya. 
          Adapun dalam kesempatan ini saya akan coba berbagi pengalaman saya dalam memperbaiki kulkas, khususnya untuk bagian elektriknya. Semoga dapat menambah wawasan kita semua. Khusunya bagi pemula atau yang tertarik ingin terjun dibidang ini.


LEMARI ES 2 PINTU (NO FROST/TIDAK BERSALJU)

1   Keluhan yang paling sering saya jumpai adalah pada bagian frezzer dingin tapi es tidak bisa membeku, sedangkan  bagian bawah sama sekali tidak dingin, Dinding bagian dalam/belakang ruangan frezzer timbul sedikit bersalju padahal seharusnya tidak ada salju….
ð  Hal ini dikarenakan tidak berfungsinya system no frost pada lemari es tsb. Sehingga bunga es pada evaporator (saya suka menyebutnya elemen pendingin) semakin menebal dan akhirnya menutupi saluran sirkulasi udara. Atau bisa juga terjadi kerusakan pada fan blowernya sendiri. Seperti kita ketahui untuk lemari es tipe ini sangat mengandalkan sirkulasi udara yang lancar didalam ruangan lemari es. Dimana udara didalam ruangan lemari es disedot oleh kipas blower melewati evaporator/elemen pendingin lalu dihembuskan kembali keseluruh ruangan lemari es. Begitu seterusnya sampai
 dingin yg dikehendaki tercapai.

ð  Adapun jika system no frost tidak berfungsi, kerusakan dapat saja terjadi pada HEATER, DEFROST TIMER, BIMETAL, THERMO FUSE, SALURAN PEMBUANGAN AIR YANG TERSUMBAT  LENDIR/LUMUT.
Untuk memudahkan kita dalam menangani masalah elektrik pada lemari es, sebaiknya perhatikan skema elektrik yang umumnya terlampir menempel di bagian belakang lemari es (lihat gambar).

ð  HEATER
Adalah part yang berupa elemen pemanas yang dilindungi oleh tabung kaca  dan tudung plat seng atau alumunium yang berfungsi untuk mencairkan bunga es pada evaporator agar tidak terjadi penumpukan yang dapat menyumbat saluran sirkulasi udara. Letaknya persis dibawah evaporator dibelakang dinding belakang ruangan frezzer. Kerusakan pada komponen ini dapat dikarenakan usia yg sdh uzur, kwalitas yang kurang baik/cacat pabrik, saluran pembuangan air tersumbat sehingga menggenangi heater dan saat terjadi pembekuan kaca pelindung elemen heater pecah. Pengecekan kondisi elemen heater dapat dilakukan dengan multi tester pada skala X10 melaui kabel2 yang tertera pada skema/diagram warnannya. Atau dapat dilakukan dg jalan menjumper langsung 2 kabel pada bimetal, tapi sebelumnya pastikan dahulu posisi timer pada heater.

Saat melakukan penggantian Elemen Heater, pada sebagian lemari kita terpaksa harus melepas/mengangkat evaporator. Lakukanlah secara perlahan dan EXTRA HATI2.mengingat ruang gerak didalam ruangan frezzer yg sempit. Karena jika anda tergesa-gesa dan tidak hati2, pipa2 pada evaporator dapat patah atau retak yang mengakibatkan kebocoran pada preon.

ð  DEFROST TIMER
Adalah timer yang mengatur waktu kerja compressor dan elemen heater yang digerakkan oleh motor listrik kecil, tapi ada juga yang berupa rangkaian elektronik (digital timer) yang sering digunakan pada lemari es berkelas 3-4pintu. Dimana saat compressor bekerja secara otomatis elemen heater tidak bekerja begitupun sebaliknya. Lamanya elemen heater bekerja pada 1x putaran timer kira2 berkisar 15 menit. Untuk koneksi kabel pada defrost timer dapat dilihat pada skema elektriknya.

Letak defrost timer umumnya di bagian belakang/bawah lemari es dekat kompresor atau  
terminal kabel dilindungi box kecil dg lobang sebesar obeng untuk memutar timer. Ada juga
yg letaknya dibelakang/atas dekat motor fan/blower.

ð  BIMETAL/DEFROST THERMOSTAT
Alat ini fungsi sebenarnya adalah switch/saklar yg bekerja berdasarkan suhu. Umumnya dilindungi pelastik tebal yang dpres agar kedap air dan menempel pada evaporator bagian atas.. Saat evaporator cukup dingin kedua kabel pada bimetal tersambung untuk mensuply tegangan secara langsung ke heater. Namun heater baru bekerja apabila timer sudah pada posisi defrost. Saat proses ini motor timer dan compressor tidak bekerja. Setelah bunga es pada evaporator mencair barulah koneksi kedua kabel pada bimetal secara otomatis terputus lalu timer kembali bekerja untuk menghidupkan compressor.

ð  THERMOFUSE
Bentuknya sama dg thermofuse pada seterika atau magic com. Hannya saja pada lemari es terbungkus pelastik tebal kedap air dan menempel pada evaporator bagian bawah. Fungsinya sebagai pengaman apabila bimetal tidak bekerja dan terus mensuply tegangan ke heater sehingga menyebabkan panas berlebihan pada eavaporator.
                                         
ð  SALURAN PEMBUANGAN AIR YANG TERSUMBAT  LENDIR/LUMUT.
Gejalanya dapat dilihat dari keluarnya air tidak pada penampungan air melainkan kedalam ruangan lemari es lalu menetes pada bagian bawah pintu. Jika di biarkan semakin parah lalu terjadi pembekuan maka akan terjadi penyumbatan total shingga air akhirnya menggenangi heater dan merusaknya.


2 Lemari es tidak ada dingin sama sekali di semua ruangan (lemari es 1pintu)

ð  Perhatikan apakah compressor bekerja atau tidak. Jika compressor bekerja namun udara yg dihembuskan blower masih tidak terasa dingin ada kemungkinan telah terjadi kebocoran pada preon atau buntunya saluran pipa preon. Untuk masalah seperti ini biasanya saya menyerahkan ke ahlinya yang tentu saja telah didukung dengan peralatan yang memadai.

ð  Jika compressor tdak bekerja sama sekali, periksa teg. AC input 220v apakah sudah masuk atau tidak. Jika tegangan 220VAC di terminal kabel ada tapi kompresor masih tidak bekerja…,periksa overload pada compressor, thermostat atau defrost timernya (pada lemari es 2 pintu)

ð  Jika compressor ada respon tapi tidak mau start, hanya berdengung lalu mati saat panas. Caba diganti ptc starternya (jika kabel input ke compressor 2bh) ataucapasitor jika kabel input ada 3 bh. Namun sebagian capasitor pada lemari es letaknya agak jauh dari compressor dan adakalanya tersembunyi diruangan dalam lemari es. Untuk hal ini perhatikan skema diagram pada lemari es.

Wednesday, August 17, 2016

TOMBOL RAHASIA PADA REMOTE CONTROL TV POLYTRON

DATA OPTION POLYTRON 


* 1013 = H.shif = 26
               V.shif = 8
               V.Amph = 23
               R.CUT = 100
               B.CUT = 119
               R.Gain = 40
               G.Gain = 20
               B.Gain = 50
               R.DC = 32
               APR = 0
* 1014 = OPTION =01011001
               OPTION 1 = 10001110
               OPTION 2 = 11000011
               OPTION 3 = 00001000
               IF.FINE =160
               IF.Course = 9
               Y.Delay stand
               SECAM Filter = 0
               NTSC Filter = 0
               AV1 ADJ = 0
               BASS MIX = 0
OPTION 0/11011011

Tuesday, August 16, 2016

CARA RAHASIA MEMPERBAIKI MESIN CUCI SEMUA MEREK

MESIN CUCI 2 TABUNG DAN 1 TABUNG

1.      MESIN CUCI 2 TABUNG

 Dikatakan mesin cuci dua tabung dikarenakan bagian pencuci dan pengering terpisah, baik baknya (tabung) atau pun motor dynamonya. Adapun macam2 kerusakan dan penangannya akan saya coba bahas pada kesempatan kali ini.

*MATI TOTAL
=> Periksa kabel/steker listrik AC, fuse, timer2 dan kabel yang ke timer atau yang ke dynamo. Sering kali kabel2 tersebut putus dikarenakan digigit tikus.


*NYETRUM
=>  Periksa apakah ada kebocoran pada seal as bak pengering atau as gearbox pada pencuci. Umumnya masalah nyetrum pada mesin cuci dikarenakan dynamo yang ketetesan air dari seal yang bocor sehingga aliran listrik mengalir dari dynamo yang basah ke as bak pengering dan pencuci. Atau bisa juga dikarenakan pengguna yang ceroboh menumpahkan air yang cukup banyak pada panel timer mesin cuci.
Jika seal bocor segera lakukan penggantian karena jika di biarkan dapat dipastikan gulungan dynamo akan mudah short. Jika Seal atau gearbox yang bocor sudah diganti lalu dynamo dikeringkan tapi masih yetrum juga, berarti sudah terjadi contact body dari lilitan dynamo pada keren yg berkorosi/karat. Dapat diatasi dengan jalan memberikan arde atau ground ke bumi pada body dynamo dan mesin cuci atau menggulung ulang dynamo tersebut.
Saat mengganti seal, olesi seal dan as dg grease/gemuk secukupnya.

*PUTARAN MESIN CUCI LEMAH
=>Cek vanbelt, jika longgar lakukan penyetelan dg menggeser jarak dynamo atau lakukan penggantian jika masih longgar. Ganti vanbelt dg tipe yang sama. Jangan menyetel vanbelt terlalu kencang karena akan cepat merusak gearbox dan as dynamo. Jika kesulitan mendapat vanbelt dg no. yang sama, anda dapat mencoba mencari vanbelt ke toko onderdil mobil dg membawa contoh vanbelt. Yang penting lingkaran dan ketebalannya sama.
Untuk mengecek apakah kekencangan vanbelt sudah cukup dapat dilakukan dg jalan saat mati putaran kipas penggilas tidak terasa terlalu berat saat di putar dengan tangan. Lalu tes dengan menhidupkan mesin cuci. Tahan kipas penggilas dg tangan sekuatnya saat pergantian arah putaran. Jika dynamo terdengar hanya berdengung berarti ok, tapi jika dynamo masih terdengar berputar.berarti vanbelt masih slip atau longgar.
=>puli atau kipas penggilas yang terbuat dari plastic aus dan los dari as gearbox. Ini ditandai dengan seringnya baut pengikat pada  kedua part tsb kendor dg sendirinya..   =>Jika semua ok. Cek kapasitas pada capasitor dynamo pencuci yang normalnya berkisar antara 10 – 16 uf/400VAC.

*MESIN CUCI TIDAK MAU BERPUTAR HANYA SUARA BERDENGUNG DARI DINAMO
=>As macet, bersihkan as dan bos lalu lakukan pelumasan.
=>Capasitor jebol
=>Lilitan dynamo short atau putus pada bagian starter. Cek hubungan semua kabel dengan tester.
Untuk mengatasi/mengecek dynamo yang short/putus dan cara menggulungnya dapat dilihat pada postingan sebelumnya.

*MESIN CUCI HANYA MAU BERPUTAR SATU ARAH ATAU TIDAK MAU MATI SENDIRI
=>Timer rusak atau salah satu kabel dari timer ke capasitor putus. Kerusakan pada timer bisa jg menyebabkan dynamo tidak mau muter sama sekali. Kalau begitu cek juga switch selector (jika ada) pada tombol Drain, Normal dan Gentle.

*AIR DI BAK BERKURANG SENDIRI/BOCOR
=>Karet penutup pembuangan terganjal kotoran, bisa duit logam, peniti atau lainnya.
=>Karet penutup pembuangan air sudah kaku/tidak elastis atau bisa juga sobek rompal.
=>per spiral penekan karet patah.

*AIR DI BAK TIDAK MAU DIBUANG
=>Tali atau tuas penarik pada tombol drain patah/putus. Atau tombolnya sendiri pecah.
=>Saluran pembuangan tersumbat kotoran atau uang logam yag menumpuk dan tdk bisa lolos kesaluran pembuangan.

*PENGERING (SPIN) TIDAK MAU MUTER DAN  DINAMO TIDAK ADA RESPON SAMA SEKALI
=>Sensor switch pada penutup bak pengering ndak nyambung, timer rusak atau kabel2 ada yang putus.

*PENGERING TIDAK MAU MUTER, HANYA SUARA DENGUNG DARI DINAMO
=>Selain sama penganannya pada kasus pencuci, sering jg dikarenakan tali rem tromol yang ada pada dynamo atau tuasnya di penutup bak putus/patah. Bisa juga seling remnya macet berkarat.

*PENGERING PUTARANNYA LEMAH SAAT DIBERI BEBAN
=>Hampir pada semua motor penggerak yang menggunakan capasitor kasusnya adalah sama. Selain kapasitor yang berkurang kapasitasnya, Gulungan dynamo sdh short. Jika dipaksa untuk digunakan maka akan memperparah bagian yang short sampe terbakar atau putus.

*SAAT MENGERINGKAN PAKAIAN, BAK PENGERING BERPUTAR TIDAK STABIL
=>Selain karena tidak meratanya saat meletakkan pakaian di bak pengering, bisa juga dikarenakan per balancing pada kaki dynamo pengering patah, kendor skrupnya, Seal robek atau bos pada seal lepas dari karet seal.. Segera atasi masalahnya karena dapat menyebabkan seal robek/tidak awet atau yang lebih extrim as bak pengering bengkok dan baknya pecah.
=>Bisa juga dikarenakan pakaian kecil yg terlempar keluar dari bak pengering karena tidak di beri penutup saat proses berlangsung, sehingga pakaian masuk ke bak bagian luar dan terlilit di as bak pengering. kalo pakaiannya sudah terlilit sangat ketat dan banyak, dapat juga menyebabkan as macet..
CATATAN : Saat mencuci sebaiknya posisi selang pembuangan tidak dinaikkan. Agar jika terjadi kebocoran dapat segera diketahui. Dan juga apabila selang dinaikkan saat mencuci sementara terjadi kebocoran pada karet  tutup pembuangan, air akan mengenangi bagian pengering dan bisa saja terjadi rembesan yang akan menetes ke dynamo.


2.      MESIN CUCI 1 TABUNG (FULL AUTOMATIC)

Tidak jauh dengan mesin cuci 2 tabung kerusakan dan cara penangannya. Terutama apabila terjadi kerusakan pada dynamo dan masalah kebocoran. Hanya saja pada mesin 1 tabung pencuci dan pengering letaknya di satu tempat, sehingga motor dynamo yang digunakanpun hanya satu.

Selain itu,  mesin ini bisa bekerja secara full otomatis pada semua bagian. Jadi saat pengoperasian anda hanya perlu memasukkan pakaian dan sabun secukupnya. Lalu dengan 1 kali menekan tombol start mesin akan bekerja secara otomatis mulai dari pengisian air, mencuci, membilas dan mengeringkan. Bahkan untuk tipe yang baru ada yang sudah dilegkapi sisitim memory dimana anda dapat menyetel jam berapa mesin mulai bekerja. Misalkan anda mengeset saat fajar, maka saat anda bangun pagi anda tinggal menjemur pakaian sehingga menghemat waktu anda. Tapi untuk proses full ototomatis, syarat air kran yang harus selalu ada menjadi kewajiban. Oleh karena itu sebagian ibu rumah tangga menganggap mesin cuci ini boros air dan sabun. Mesin tipe ini tidak akan start mencuci jika bak belum terisi air hingga water levelnya. Untuk pengetesan tanpa air, cabut selang water level dari tabung lalu tiup dg mulut sekuatnya. Jika tdk ada masalah pada otomatis water levelnya, mesin akan berputar walau tidak ada airnya saat proses pencucian.

Untuk system pengoperasian yang tipe sekarang ini menggunakan system digital. Yang tentu saja menggunakan modul sirkuit elektronik dengan rangkaian IC program , transistor dan triac sebagai switch elektrik akhirnya. Memang agak sedikit merepotkan jika terjadi kerusakan pada bagian ini. Namun bagi yang telah berkecimpung di dunia elektronik, tidaklah terlalu sulit menanganinya. Hanya saja ketersediaan spare part nya dipasaran seringkali menjadi kendala sehingga anda harus berimprofisasi untuk mengatasinya. Sedangkan di SC dijual 1 set modul yang tentu saja harganya lumayan mahal. Atau anda dapat mengunakan modul universal (made in china) walau agak merepotkan. Tapi sejujurnya saya tidak menyarankan untuk yang terakhir ini.

Dikarenaka mesin cuci ini bekerja secara full Automatic. Jika terjadi kerusakan, sebaik dilokalisir terlebih dahulu permasalahannya. Pada system elektrik, mekanik, atau dinamonya. Lakukan pengetesan secara semi automatic. Selebihnya kerusakan pada mesin cuci 1 tabung dan perbaikannya sama saja dg mesin 2 tabung. Hanya pada Sistem elektrik kita diharuskan lebih teliti dalam pengecekan dan perbaikannya.

Semoga ini dapat menjadi inspirasi bagi anda,  terutama bagi yang awam dan mau belajar. Good luck

Monday, August 15, 2016

BELAJAR MUDAH MEMBACA NILAI KOMPONEN ELEKTRONIKA RESISTOR

CARA MUDAH MEMBACA NILAI KOMPONEN RESISTOR

Dalam dunia elektronik, membaca nilai pada Resistor merupakan pelajaran dasar yang wajib dimiliki. Bukan hanya sekadar membaca, tapi kecepatan membaca juga mesti dikuasai. Berdasarkan pengalaman penulis, ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Tapi sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu sistem penulisan nilai pada Resistor.

Ada 2 cara penulisan nilai Resistor :
  1. Sistem kode warna.
  2. Sistem  kode angka.

1. Sistem kode warna

Sistem kode warna berupa pita-pita warna yang mengelilingi badan Resistor. Kode warna Resistor ini pertama kali dikembangkan oleh perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association) yang didirikan pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1957, kelompok ini berganti nama menjadi Electronic Industries Alliance (EIA) dan menerbitkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.

Sistem kode warna ada 3, yaitu :
  1. Sistem kode warna 4 pita
  2. Sistem kode warna 5 pita.
  3. Sistem kode warna 6 pita.

1.1 Sistem kode warna 4 pita.



Pita ke-1 dan Pita ke-2 adalah dua angka nilai tahanan.
Pita ke-3 adalah Per-kalian Desimal ( jumlah nol di belakang angka ke-2 )
Pita ke-4 Nilai Toleransi.


TABEL KODE WARNA RESISTOR 4 PITA

Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Emas, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 5,6 Ω, dengan toleransi 5%.

Contoh 3 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 4 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Coklat, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 560 Ω, dengan Toleransi 5%.


1.2 Sistem kode warna 5 pita.




Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke -5  Nilai Toleransi.


TABEL KODE WARNA 5 PITA



Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 56,2 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 3 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Hitam, Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 562 Ω, dengan Toleransi 1%.


1.3 Sistem kode warna 6 pita. 




Pita ke-1, Pita ke-2, dan Pita ke-3 tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke-5 adalah Nilai Toleransi.
Pita ke-6  Koefisien suhu.


 TABEL KODE WARNA 5 PITA



Contoh  :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC

2.  Sistem kode angka.

Sistem kode angka digunakan pada Resistor SMD ( Surface-mount Device ), Resistor pasang permukaan yang ukurannya sangat kecil.



Untuk cara membacanya perhatikan gambar berikut :




Resistor SMD dengan toleransi standar atau toleransi yang cukup longgar ( 5% misalnya ) menggunakan kode angka 3 digit. Dua angka pertama adalah dua angka pertama nilai tahanan Resistor, sedangkan angka ketiga adalah pengali ( jumlah nol ). 
Contoh :

102  =   10 X 100 Ω  =  1.000 Ω ( 1 Kilo Ω ) atau 10 ditambah dua nol di belakangnya.
222  =   22 X 100 Ω  =  2.200 Ω ( 2,2 Kilo Ω ) atau 22 ditambah dua nol di belakangnya.
103  =   10 X 1000 Ω = 10.000 Ω ( 10 Kilo Ω ) atau 10 ditambah tiga nol di belakangnya.
223  =   22 X 1000 Ω = 22.000 Ω ( 22 Kilo Ω ) atau 22 ditambah tiga nol di belakangnya.

Untuk Resistor SMD yang nilai hambatan nya di bawah 100 Ω ditulis 820, 680, 5600 dan seterusnya.
Contoh :

100  = 10 X 1 = 10 Ω.
560  = 56 X 1 = 56 Ω.
820  = 82 X 1 = 82 Ω.

Beberapa produsen ada juga yang menulis langsung nilai hambatan Resistor SMD tanpa menggunakan kode, misalnya 10, 56, 82. katanya sih, untuk mencegah kebingungan.

Selanjutnya, untuk Resistor SMD dengan nilai hambatan di bawah 10 Ω, menggunakan R untuk  menunjukkan titik desimal nya.
Contoh :

1R5 = 1,5 Ω.
0R5 = 0,5 Ω.
0R05 = 0,05 Ω.

Resistor persisi yang mempunyai nilai toleransi ketat, menggunakan  Kode empat digit. Tiga kode pertama adalah nilai tahanan, dan kode ke empat adalah pengali atau jumlah nol.
Contoh :

2001 = 200 X 10 : 2000 Ω ( 2 Kilo Ω ).
4701 = 470 X 10 : 4700 Ω  ( 4,7 Kilo Ω ).
1200 = 120 X 1   : 120 Ω.

Adapun Resistor SMD yang di tandai dengan kode 0, 000, atau 0000 adalah Resistor dengan nilai hambatan 0 Ω. Karena tidak memiliki nilai  hambatan, maka Resistor seperti ini sering digunakan sebagai Jumper. tujuannya agar lebih mudah dipasang pada PCB dengan menggunakan mesin solder SMD.


Ok. Kita Kembali pada pokok pembahasan kita.

Untuk bisa membaca nilai tahanan Resistor dengan cepat, ada beberapa 3 hal yang mesti kita lakukan, yaitu :

  1. Menghafal urutan warna pada tabel sistem kode warna.
  2. Mengenal Ciri khas kode warna Resistor yang memiliki nilai tahanan satuan, puluhan, ribuan, dan seterusnya.
  3. Mengetahui Standar nilai Resistor yang diterbitkan oleh EIA.

MENGHAFAL URUTAN KODE WARNA RESISTOR.

Menghafal ada cara untuk melatih kemampuan ingatan buatan. Pada otak manusia ada 2 jenis ingatan, ingatan alami dan ingatan buatan. Ingatan alami adalah bakat yang sudah ada sejak kita lahir, dan digunakan kan dalam kehidupan sehari-hari secara otomatis tanpa perlu berpikir.Sedangkan ingatan buatan adalah sebuah kemampuan daya ingat yang di bangun dengan cara belajar dan dilatih dengan berbagai macam metode.
Salah satu metode yang paling efektif untuk melatih daya ingat buatan adalah Strategi Mnemonik,yaitu teknik mengingat sesuatu dengan cara menghubungkan antara bentuk/rumusan yang mudah diingat dengan data yang ingin diingat. Hal ini berdasarkan prinsip bahwa ingatan manusia akan lebih mudah mengingat informasi yang unik dan menarik, ketimbang data-data yang rumit dan asing.

Dari sekian banyak strategi Mnemonik yang ada, beberapa diantaranya dapat kita manfaatkan untuk menghafal urutan warna kode Resistor.

1. Rumus Jembatan Keledai.

Rumus Jembatan keledai umumnya berupa sebuah kata atau suku kata yang diambil dari susunan kata yang ingin di hafal, kemudian dibentuk menjadi sebuah kalimat yang unik atau menarik.
Sebenarnya kurang jelas, dari mana asal mula Istilah jembatan keledai ini. tapi kemungkinan besar berasal dari bahasa Belanda Ezelsbruggetje yang berarti titian keledai atau dari bahasa Latin pons asinorum yang artinya jembatan keledai.

Berikut adalah bentuk dari rumus Jembatan Keledai yang akan kita gunakan untuk menghafal urutan kode warna Resistor.



Rumus ini membentuk sebuah kalimat HI CO ME O KU  HI BI VI A PU, yang diambil dari singkatan nama masing-masing warna yang terdapat pada sistem kode warna Resistor.

HI = Hitam, ME = Merah, O = Oranye, KU = Kuning, HI yang kedua = Hijau, BI = Biru, VI = Violet atau Ungu, A = Abu-abu, dan PU = Putih.

Cara menggunakan rumus ini cukup mudah, kita hanya perlu menghafal kalimatnya, serta  membayangkan arti dan angka yang ada di bawah setiap kata, dalam kalimat tersebut.


2. Menggunakan Gambar angka berwarna.

Dengan cara ini, kita akan melatih ingatan kita untuk menghafal urutan kode warna menggunakan gambar angka berwarna, seperti  di bawah ini :

Cara menggunakan metode ini adalah, menyebutkan warna angka yang ada dalam kotak. Satu persatu secara berulang-ulang. Sekali lagi, yang disebutkan warna angkanya, bukan angkanya.

3. Menggunakan Rumus Pengelompokan warna. 

Metode ini terbilang cukup rumit, karena kita akan mempelajari pengelompokan warna terlebih dahulu, kemudian menghubungkannya dengan urutan warna kode resistor.

Pengelompokan warna pertama kali dikemukakan pada tahun 1831, namanya Teori Brewster. Teori ini menyederhanakan warna yang ada di alam dengan membaginya menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
  1. Warna Primer. Warna dasar yang bukan merupakan hasil pencampuran dari warna-warna lain, yaitu : Warna Merah, Kuning, dan Biru. 
  2. Warna Sekunder. Hasil pencampuran dari  2 warna Primer. Ada berapa macam warna sekunder, dan yang ada hubungannya dengan kode warna Resistor ada 3 warna yaitu : Oranye ( Hasil pencampuran dari warna Kuning dengan Merah ), Hijau ( Hasil pencampuran dari warna Kuning dengan Biru ) , dan Ungu ( Hasil pencampuran dari warna Merah dengan Biru ). 
  3. Warna Tersier. Hasil pencampuran salah satu warna Primer dengan salah satu warna Sekunder atau pencampuran dari tiga warna Primer. Warna dari kelompok ini juga bayak, tapi yang termasuk dalam sistem kode warna Resistor hanya ada satu, yaitu warna Coklat ( pencampuran dari warna Merah, Kuning, dan Biru ).
  4. Warna Netral. Warna penyeimbang, yaitu warna Hitam dan Putih dan hasil pencampuran dari keduanya. Warna Netral sering juga disebut Warna yang tidak berwarna.
Dan satu lagi kelompok warna  yang akan kita gunakan dalam rumus ini, tapi tidak termasuk dalam teori Brewster, yaitu kelompok warna metalik. Kelompok warna metalik terdiri dari Warna Emas, Perak dan  hasil pencampuran 2 warna tersebut dengan warna-warna dari kelompok lainnya.

Jadi berdasarkan kelompok-kelompok warna di atas, dalam rumus ini, kita akan membagi kode warna Resistor menjadi 5 Grup. Seperti berikut ini :

Grup 1 dari kelompok warna primer, yaitu : Warna Merah, Kuning, dan Biru.
Grup 2 dari kelompok warna sekunder, yaitu : Warna Oranye, Hijau, dan Ungu.
Grup 3 dari kelompok warna Tersier, yaitu : warna Coklat.
Grup 4 dari kelompok warna, Netral yaitu : Warna Hitam, putih, dan Abu-abu.
Grup 5 dari kelompok warna Metalik, yaitu : Warna Emas dan Perak.

Dengan pembagian Grup seperti ini, kita bisa lebih mudah menghafal kode warna Resistor. Karena setiap grup mempunyai ciri khas.

Grup1 terdiri dari kode warna resistor yang memiliki angka Genap, kecuali angka 8.
Grup2 terdiri dari kode warna resistor yang memiliki angka Ganjil, kecuali angka 9.
Grup3 kode warna resistor yang memiliki angka tunggal, yaitu Coklat ( angka 1 ).
Grup4 terdiri dari kode warna Resistor urutan awal ( warna Hitam ) dan 2 kode warna Resistor urutan terakhir ( warna Abu-abu dan Putih ).
Grup5 hanya untuk kode warna toleransi resistor, dan kode warna per kalian desimal yang memiliki angka di bawah nol ( nol koma dan nol koma nol ).

Cara menghafal urutan warna dari masing-masing Grup :

Grup 1. Membayangkan sebuah jarum yang dibakar di atas api lilin. Warna Merah adalah warna ujung jarum yang membara, warna Kuning adalah warna api lilin bagian atas, dan warna Biru warna api lilin bagian bawah. Jadi urutan warnanya dimulai dari atas ke bawah.

Grup 2. Membayangkan sedang mencampur warna-warna yang ada pada Grup1 secara berurutan. Urutan pertama, hasil dari pencampuran warna urutan pertama dan kedua warna Grup1. Urutan kedua, hasil dari pencampuran warna urutan kedua dan ketiga warna Grup1.  warna ketiga, hasil dari pencampuran warna ketiga dan pertama warna grup1.
Rumus nya, 1 Grup2 = 1 + 2 Grup1,  2 Grup2 = 2 + 3 Grup 1,  3 Grup2 = 3 + 1 Grup1.

Grup 3. Tidak perlu membayangkan apa-apa, karena hanya ada satu warna. Yang perlu di ingat adalah Grup ini memiliki jumlah anggota sama dengan angka kode warnanya, yaitu 1.

Grup 4. Mengingat pepatah yang mengatakan  Habis Gelap Terbitlah Terang. Maka urutannya dimulai dari warna yang paling gelap, ke warna yang paling terang.

Grup 5. Membayangkan perbandingan harga benda yang memiliki warna yang sama dengan anggota Grup ini. Urutannya dimulai dari harga yang ter tinggi.

    CIRI KHAS KODE WARNA RESISTOR DENGAN NILAI TAHANAN TERTENTU.

    Ciri khas kode warna Per kalian desimal atau jumlah nol.

    Untuk Resistor dengan kode warna 4 Pita, ciri khasnya ada pada Pita ke tiga.
    • Warna Emas untuk resistor dengan nilai tahanan Satuan Ω ( Nilai 1 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Ω ).
    • Warna Hitam untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ω  ( Nilai 10 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Ω ).
    • Warna Coklat untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ω ( Nilai 100 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1000 Ω ).
    • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Ribuan Ω / Kilo Ω ( Nilai 1 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Kilo Ω ).
    • Warna Oranye untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ribu Ω / Puluhan Kilo Ω ( Nilai 10 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Kilo Ω ).
    • Warna Kuning untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ribu Ω / Ratusan Kilo Ω ( Nilai 100 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Mega Ω ).
    • Warna Hijau untuk resistor dengan nilai tahanan Jutaan Ω / Mega Ω ( Nilai 1 Mega Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Mega Ω ).
    •  Warna Biru untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Juta Ω / Puluhan Mega Ω.
    Untuk Resistor  dengan kode warna 5 dan 6 Pita, ciri khasnya ada pada Pita ke empat.
    • Warna Perak untuk resistor dengan nilai tahanan Satuan Ω ( Nilai 1 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Ω ).
    • Warna Emas untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ω ( Nilai10 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Ω ).
    • Warna Hitam untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ω ( Nilai 100 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Kilo Ω ).
    • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Ribuan Ω / Kilo Ω ( Nilai1 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Kilo Ω ).
    • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ribu Ω / Puluhan Kilo Ω ( Nilai 10 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Kilo Ω ).
    • Warna Oranye untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ribu Ω / Ratusan Kilo Ω ( Nilai 100 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Mega Ω ).
    • Warna Kuning untuk resistor dengan nilai tahanan Jutaan Ω / Mega Ω ( Nilai 1 Mega Ω sampai nilai yang mendekati 10 mega Ω ).
    • Warna Hijau untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Juta Ω / Puluhan Mega Ω.

      Untuk resistor dengan nilai tahanan di bawah 1 Ω ( Nol Koma dan Nol Koma Nol )

      Resistor dengan kode warna 4 Pita.
      • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma, ciri khasnya ada  pita ke tiga yang selalu berwarna Perak.
      • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma Nol, ciri khasnya ada pada pita pertama dan pita ke tiga. pita pertama selalu berwarna hitam dan pita ke tiga selalu berwarna Perak.
      Resistor dengan kode warna 5 dan 6 Pita.
      • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma, ciri khasnya ada pada pita pertama dan pita ke empat. Pita pertama selalu berwarna hitam dan pita ke empat selalu berwarna perak.
      • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma Nol, ciri khasnya ada pada pita pertama, kedua dan ke empat. Pita pertama selalu berwarna Hitam, pita kedua juga selalu berwarna Hitam dan pita ke empat selalu berwarna Perak.

      NILAI STANDAR RESISTOR.

      Nilai standar resistor diterbitkan oleh EIA ( Electronic Industries Alliance ), nilai standar ini ditentukan berdasarkan nilai toleransi. Ada banyak sekali nilai standar yang di terbitkan oleh EIA tersebut, namun kita batasi pembahasan kita dengan nilai standar yang umum beredar di pasaran, khususnya pasar Indonesia.

      EIA STANDAR E12.

      E12 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor-resistor yang memiliki nilai toleransi 10 %.

      Tabel  Resistor Standar E12

      Nol Koma ΩSatuan ΩPuluhan ΩRatusan Ω
      0,1110100
      0,121,212120
      0,151,515150
      0,181,818180
      0,222,222220
      0,272,727270
      0,333,333330
      0,393,939390
      0,474,747470
      0,565,656560
      0,686,868680
      0,828,282820

      Satuan Kilo Ω
      ( Ribuan Ω )
      Puluhan Kilo Ω
      ( Puluhan Ribu Ω )
      Ratusan Kilo Ω
      ( Ratusan Ribu Ω )
      Satuan Mega Ω
      ( Jutaan Ω )
      1101001
      1,2121201,2
      1,5151501,5
      1,8181801,8
      2,2222202,2
      2,7272702,7
      3,3333303,3
      3,9393903,9
      4,7474704,7
      5,6565605,6
      6,8686806,8
      8,2828208,2


      EIA STANDAR E24

      E24 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor yang memiliki nilai toleransi 5 %. 

      Tabel  Resistor Standar E24
      Nol Koma ΩSatuan ΩPuluhan ΩRatusan Ω
      0,1110100
      0.111,111110
      0,121,212120
      0,131,313130
      0,151,515150
      0,161,616160
      0,181,818180
      0,20220200
      0,222,222220
      0,242,424240
      0,272,727270
      0,30330300
      0,333,333330
      0,363,636360
      0,393,939390
      0,434,343430
      0,474,747470
      0,515,151510
      0,565,656560
      0,626,262620
      0,686,868680
      0,757,575750
      0,828,282820
      0,919,191910

      Satuan Kilo Ω
      ( Ribuan Ω )
      Puluhan Kilo Ω
      ( Puluhan Kilo Ω )
      Ratusan Kilo Ω
      ( Ratusan Ribu Ω )
      Mega Ω
      ( Jutaan Ω )
      1101001
      1,1111101,1
      1,2121201,2
      1,3131301,3
      1,5151501,5
      1,6161601,6
      1,8181801,8
      2202002,0
      2,2222202,2
      2,4242402,4
      2,7272702,7
      3303003,0
      3,3333303,3
      3,6363603,6
      3,9393903,9
      4,3434304,3
      4,7474704,7
      5,1515105,1
      5,6565605,6
      6,2626206,2
      6,8686806,8
      7,5757507,5
      8,2828208,2
      0,919,19109,1

      EIA STANDAR E96

      E96 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor-resistor yang memiliki nilai toleransi 1 %. 

      Tabel Resistor Standar E96

      Nol Koma  ΩSatuan ΩPuluhan ΩRatusan Ω
      0,1 110100
      0,1021,0210.2102
      0,1051,0510,5105
      0,1071,0710,7107
      0,111,111 110
      0,1131,1311,3113
      0,1151,1511,5115
      0,1181,1811,8118
      0,1211,2112,1121
      0,1241,2412,4124
      0,1271,2712,7127
      0,131,313 130
      0,1331,3313,3133
      0,1371,3713,7137
      0,141,414140
      0,1431,4314,3143
      0,1471,4714,7147
      0,151,515 150
      0,1541,5415,4154
      0,1581,5815,8158
      0,1621,6216,2162
      0,1651,6516,5165
      0,1691,6916,9169
      0,1741,7417,4174
      0,1781,7817,8178
      0,1821,8218,2182
      0,1871,8718,7187
      0,1911,9119,1191
      0,1961,9619,6196
      0,2220 200
      0,2052,0520,5205
      0,2102,121210
      0,2152,1521,5215
      0,2212,2122,1221
      0,2262,2622,6226
      0,2322,3223,2232
      0,2372,3723,7237
      0,2432,4324,3243
      0,2492,4924,9249
      0,2552,5525,5255
      0,2612,6126,1261
      0,2672,6726,7267
      0,2742,7427,4274
      0,2802,828280
      0,2872,8728,7287
      0,2942,9429,4294
      0,3013,0130,1301
      0,3093,0930,9309
      0,3163,1631,6316
      0,3243,2432,4324
      0,3323,3233,2332
      0,343,434340
      0,3483,4834,8348
      0,3573,5735,7357
      0,3653,6536,5365
      0,3743,7437,4374
      0,3833,8338,3383
      0,3923,9239,2392
      0,4024,0240,2402
      0,4124,1241,2412
      0,4224,2242,2422
      0,4324,3243,2432
      0,4424,4244,2442
      0,4534,5345,3453
      0,4644,6446,4464
      0,4754,7547,5475
      0,4874,8748,7487
      0,4994,9949,9499
      0,5115,1151,1511
      0,5235,2352,3523
      0,5365,3653,6536
      0,5495,4954,9549
      0,5625,6256,2562
      0,5765,7657,6576
      0,5905,959590
      0,6046,0460,4604
      0,6196,1961,9619
      0,6346,3463,4634
      0,6496,4964,9649
      0,6656,6566,5665
      0,6816,8168,1681
      0,6986,9869,8698
      0,7157,1571,5715
      0,7327,3273,2732
      0,757,575750
      0,7687,6876,8768
      0,7877,8778,7787
      0,8068,0680,6806
      0,8258,2582,5825
      0,8458,4584,5845
      0,8668,6686,6866
      0,88788788,7887
      0,9099,0990,9909
      0,9319,3193,1931
      0,9539,5395,3953
      0,9769,7697,6976

      Satuan Kilo Ω
      ( Ribuan Ω )
      Puluhan Kilo Ω
      ( Puluhan Ribu Ω )
      Ratusan Kilo Ω
      ( Ratusan Ribu Ω )
      Mega Ω
      ( Jutaan Ω )
      110.1001.00
      1.0210.21021.02
      1.0510.51051.05
      1.0710.71071.07
      1.1111101.10
      1.1311.31131.13
      1.1511.51151.15
      1.1811.81181.18
      1.2112.11211.21
      1.2412.41241.24
      1.2712.71271.27
      1.3131301.30
      1.3313.31331.33
      1.3713.71371.37
      1.4141401.40
      1.4314.31431.43
      1.4714.71471.47
      1.50151501.50
      1.5415.41541.54
      1.5815.81581.58
      1.6216.21621.62
      1.6516.51651.65
      1.6916.91691.69
      1.7417.41741.74
      1.7817.81781.78
      1.8218.21821.82
      1.8718.71871.87
      1.9119.11911.91
      1.9619.61961.96
      2202002.00
      2.0520.52052.05
      2.1212102.10
      2.1521.52152.15
      2.2122.12212.21
      2.2622.62262.26
      2.3223.22322.32
      2.3723.72372.37
      2.4324.32432.43
      2.4924.92492.49
      2.5525.52552.55
      2.6126.12612.61
      2.6726.72672.67
      2.7427.42742.74
      2.80282802.80
      2.8728.72872.87
      2.9429.42942.94
      3.0130.13013.01
      3.0930.93093.09
      3.1631.63163.16
      3.2432.43243.24
      3.3233.23323.32
      3.4343403.40
      3.4834.83483.48
      3.5735.73573.57
      3.6536.53653.65
      3.7437.43743.74
      3.8338.33833.83
      3.9239.23923.92
      4.0240.24024.02
      4.1241.24124.12
      4.2242.24224.22
      4.3243.24324.32
      4.4244.24424.42
      4.5345.34534.53
      4.6446.44644.64
      4.7547.54754.75
      4.8748.74874.87
      4.9949.94994.99
      5.1151.15115.11
      5.2352.35235.23
      5.3653.65365.36
      5.4954.95495.49
      5.6256.25625.62
      5.7657.65765.76
      5.9595905.90
      6.0460.46046.04
      6.1961.96196.19
      6.3463.46346.34
      6.4964.96496.49
      6.6566.56656.65
      6.8168.16816.81
      6.9869.86986.98
      7.1571.57157.15
      7.3273.27327.32
      7.5757507.50
      7.6876.87687.68
      7.8778.77877.87
      8.0680.68068.06
      8.2582.58258.25
      8.4584.58458.45
      8.6686.68668.66
      8.8788.78878.87
      9.0990.99099.09
      9.3193.19319.31
      9.5395.39539.53
      9.7697.69769.76


      Umumnya, tidak semua nilai Resistor yang ada pada Tabel standar E24 beredar di pasar indonesia, hanya 50 persen nya saja. Pasar Indonesia mengikuti Standar E12 untuk memasarkan resistor-resistor standar E24. Bahkan, ada beberapa toko elektronik di Indonesia yang menjual resistor standar E96 dengan mengikuti nilai resistor yang ada pada tabel standar E12.

      Demikian pembahasan kita kali ini, semoga bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Setidaknya, bisa menginspirasi anda untuk melahirkan ide yang lebih cemerlang lagi. Maju terus dunia elektronik Indonesia